Rabu, 18 Maret 2015

PENJUAL INGIN HARGA TINGGI

Penetapan harga adalah salah satu faktor penentu dalam memenangkan persaingan di pentas perebutan pasar suatu produk. Di dunia marketing, banyak strategi yang digunakan oleh produsen(penjual) dalam menetapkan harga barang dagangan/barang produksinya. Jenis barang juga berpengaruh cukup signifikan sebagai pertimbangan dalam penetapan harga, disamping faktor - faktor yang lain. Barang yang langka, tidak ada/ jarang orang lain yang juga punya(memproduksi), tentunya akan dijual lebih mahal daripada barang yang bisa ditemukan dimana - mana (banyak orang yang punya/memproduksi). Atau barang yang mempunyai nilai seni, nilai sejarah, atau nilai - nilai lebih yang lain selain struktur/material pembentuk barang itu sendiri alias bahan baku, juga dijual dengan harga yang  tinggi, jauh lebih tinggi bila dibandingkan dengan harga material pembentuk/bahan bakunya. Misalnya sebuah lukisan, bisa jadi harga bahan bakunya total cuma mengabiskan Rp. 200.000, tapi lukisan tersebut bisa dijual dengan harga 200 juta. Semua itu sah - sah saja, tapi ingat, hukum pasar selalu berlaku.
Nah, bagaimana sebaiknya menentukan harga produk kita (produk yang banyak pesaingnya)? Dalam hal ini, Rosululloh sudah memberikan contoh, dan terbukti sukses. Beliau dikenal sebagai pedagang/penjual yang sukses di waktu mudanya. Banyak orang - orang sukses di dunia marketing, yang secara langsung maupun tidak langsung, mencontoh strategi beliau Rosululloh Muhammad SAW, yaitu mengambil untung sedikit saja, tapi bisa menjual dalam jumlah banyak. Hasil akhirnya tetap besar. Artinya, untung boleh sedikit, tapi "faktor PENGALINYA" banyak. Sedikit dikalikan banyak hasilnya adalah banyak. 
Tahun 2006, es cendol "SI Geboy" dijual dengan harga Rp. 2000 per gelas. Harga yang cukup murah mengingat kualitas barang dan pelayanannya yang yahud. Tapi menurut salah satu media, Si Geboy ini bisa menjual 6000 gelas per hari. Kalau per gelasnya untung Rp. 200 saja, maka dlm sehari Si Geboy untung Rp. 1.200.000 atau Rp. 36.000.000 dalam sebulan. Hmmm...
Masih banyak contoh - contoh lain yang serupa. Intinya, untuk bisa mendapatkan keuntungan yg besar, bukan harga yang dibuat mahal, tapi penjualan yang diperbanyak. Boleh - boleh saja menjual dengan harga mahal, tapi yang beli pasti cuma sedikit. Itupun besok - besok  insyaAlloh tidak mau beli lagi. Lain cerita dengan produk - produk yang menjual gengsi. Starbuck misalnya, bisa menjual capucino Rp 17.000 per cangkir, yang di angkringan cuma seharga Rp. 2.500. Tetap saja ada faktor nilai lebih di sini, yaitu gengsinya tinggi minum kopi di Starbuck yang ternama, di dekat jendela, agar orang bisa lihat kita. Hehehe.
Jadi, cara yang paling mendekati adalah dengan melakukan efisiensi maksimal, sehingga bisa menekan biaya produksi, yang berpengaruh pada harga, dan akhirnya produk kita bisa memenangkan persaingan di pasar. Tentunya efisiensi di sini bukan berarti mengurangi kualitas produk. Lakukan efisiensi semaksimal mungkin, kemudian hitung dengan seksama biaya produksi barang/produk kita, lalu buat harga dengan angka yang menarik, tapi kualitas tetap terjaga. Ditambah dengan pelayanan  maksimal, serta doa, insyaAlloh market akan menghampiri kita. Kata kuncinya," Apa alasan/ kenapa orang harus memilih/membeli produk kita?", kalau kita bisa kasih jawaban yang banyak sebagai alasan yang logis, artinya produk kita banyak keunggulannya dan orang akan datang membeli, setelah orang tahu. Jadi buatlah juga orang tahu produk kita. Selamat menjual.

Sabtu, 28 Februari 2015

JANGAN CUMA YANG BIASA SAJA

Di mana – mana, yang “biasa” saja, harganya ya biasa, hasilnya ya biasa, nilainya juga biasa saja, bahkan mungkin rasanya pun biasa saja.
Untuk membuahkan hasil yang luar biasa, dibutuhkan usaha yang luar biasa, system yang luar biasa, strategi  yang luar biasa, kemampuan yang luar biasa, semangat dan tekad yang luar biasa, dan masih banyak lagi hal - hal luar biasa yang lain. Kalaupun ada yang berhasil luar biasa, sedangkan kita tidak melihat beberapa hal luar biasa yang mempengaruhi, pasti ada hal lain/factor lain/ yang luar biasa, yang kita tidak tahu/tidak melihatnya. Orang bilang ada factor X. Artinya, tetap saja ada factor luar biasa yang mempengaruhi.
Sesuai dengan hukum sebab akibat, ada sebab, maka akan timbul akibat, kita akan mendapatkan hasil sesuai dengan yang kita usahakan, tentunya atas  Ijin Alloh SWT.
Kalau kita mengusahakan sesuatu dengan cara yang tidak biasa atau berbeda dengan yang orang lain biasa lakukan, niscaya akan mendapat banyak kritikan, pertanyaan, bahkan cibiran yang semua intinya meragukan, meremehkan usaha kita. Tapi, tidak perlu kita berkecil hati, ciut nyali, bahkan mundur. Fakta mengatakan betapa banyak para penemu (teknologi atau apapun), pada awalnya bahkan mereka dianggap gila, mustahil dengan ide, gagasan atau usaha yang dilakukan. Tapi lihatlah hasilnya, banyak penemuan(misalnya telepon, lampu, kereta, computer dll) yang akhirnya menjadikan manusia lebih mudah mengerjakan sesuatu, lebih enak, lebih nyaman, lebih cepat, dan lain sebagainya. Janganlah kita takut untuk berpikir, bertindak yang tidak biasanya atau di luar kebiasaan orang.  THINK OUT OF THE BOX. Ingat, dalam dunia usaha(bidang apapun), kita jadikan yang tidak mungkin menjadi mungkin, kalau sudah mungkin, lalu kita perbesar kemungkinan itu, sampai akhirnya kita berhasil. 
Kegagalan mungkin saja akan menyertai usaha kita, tapi dengan kegagalan itu, kita jadi tahu cara yang kita gunakan kemarin tidak tepat atau kurang tepat, sehingga kita bisa pikirkan cara yang berbeda/cara baru untuk usaha/ percobaan berikutnya. Thomas Alfa Edison butuh 1000 kali percobaan untuk berhasil menyalakan lampu pijar (ada yang bilang 9.999 kali), Kolonel Sanders (penemu Kentucky Fried Chicken) baru berhasil sukses setelah ditolak sebanyak 1009 kali dalam menawarkan resepnya. Lantas berapa kali kita BERANI gagal dan bangkit lagi? (berani di sini tidak berarti harus loh).  Yang paling penting adalah tidak menyerah, karena kegagalan yang sebenarnya adalah "menyerah" itu sendiri. Pesan Bang Thomas," Betapa banyak orang yang menyerah padahal hanya perlu beberapa langkah lagi untuk sampai pada keberhasilan". Sob, sebenarnya kita lebih berani dari yang kita duga, lebih kuat dari yang kita tahu, bahkan lebih pintar dari yang kita kira, namun semua itu tersembunyi di balik dinding tipis yang bernama “KERAGU - RAGUAN”. So, jangan kita ragu, hajar saja. Berpikir, berhitung, pertimbangan memang perlu, tapi terlalu banyak berpikir, berhitung dan terlalu banyak pertimbangan, kita tidak akan jadi melangkah. Sedangkan yang kita butuhkan adalah segera eksekusi, mulai, lalu sambil berjalan, kita  belajar dari pengalaman. Hanya satu cara untuk tahu/menguji planning kita, yaitu “DICOBA”. Dan yang paling penting, setelah kita maksimal berusaha, serahkan hasilnya kepada Sang Penentu, Alloh SWT, karena wilayah hasil bukanlah wilayah kita, melainkan wilayah/hak Alloh. Bagian/wilayah kita adalah berusaha/ikhtiyar, dan berdoa. Sudah, itu saja.

Perkara misalnya nanti kita gagal, itupun tetap baik buat kita, karena kita tambah ilmu/pengalaman, dan mungkin saja kalau kita langsung berhasil, maka kita tidak akan belajar, atau malah jadi sombong/besar kepala. Ingat kata Alloh,”Boleh jadi kamu tidak menyukai sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu buruk bagimu. Alloh mengetahui sedangkan kamu tidak mengetahui.” (QS Al Baqoroh : 216).

Kamis, 19 Februari 2015

BISNISMAN PEMULA

Banyak orang memberanikan diri memulai suatu usaha baru, baik itu sesuai dengan bidang ilmu yang dimiliki atau jurusan waktu dia sekolah dulu maupun yang tidak sesuai. Semua itu sah - sah saja, oke - oke saja. Bagi yang sesuai dengan bidang ilmunya, tentu ini merupakan suatu keuntungan tersendiri, karena sudah mempunyai modal pengetahuan walaupun sifatnya masih teoritis. Namun bagi mereka yang sama sekali berbeda dengan ilmu yang dikusai/dimiliki saat itu, itupun tidak perlu berkecil hati. Fakta membuktikan bahwa banyak orang sukses yang mempunyai latar belakang ilmu yang sama sekali berbeda dengan usaha/bisnis yang digelutinya, bahkan tidak sedikit yang hanya lulusan SD atau malah tidak sekolah, karena realitanya, ilmu di bangku sekolah hanya menyumbang sekian persen saja dalam dunia bisnis, walaupun tetaplah penting. Namun yang paling utama adalah attitude/sikap mental dari orang itu sendiri. Inilah yang selalu dinasehatkan oleh para motivator, orang bijak dan sebagainya.
Sikap mental memegang peranan yang dominan di hampir seluruh aspek kehidupan, apalagi dalam dunia usaha, yang mau tidak mau akan selalu berkaitan dengan orang lain, baik konsumen/costumer, atau pemasok, atau juga orang - orang yang terlibat di dalam perusahaan itu sendiri. Kalau kita sebagai karyawan misalnya, terus kita mempunyai atasan yang kasar, pemarah, bengis apa yang ada di benak kita? Atau kalau kita sebagai konsumen/pelanggan sebuah produk/jasa tertentu, terus kita dilayani dengan muka cemberut, kata - kata yang ketus, atau sikap yang tidak menghargai kepada kita sebagai konsumen, bahkan misalnya tidak sesuai dengan waktu yang disepakati,  tentu kita akan komplain, walaupun barang/produk yang dihasilkan sebenarnya bagus.
Kembali ke topik memulai sebuah usaha baru, ada banyak alasan orang memulai sebuah usaha, misalnya saja, karena menjelang pensiun, karena di PHK, karena sudah lulus kuliah/sekolah, karena bangkrut di usaha yang lama, atau karena mau membuka usaha lain di samping usaha yang sudah berjalan, dll. Bagi yang sudah berpengalaman, apalagi yang niatnya ekspansi ke usaha baru di luar usaha yang sudah berjalan, tentu perencanaan dibuat dengan sedemikian rupa, matang, dan melihat dari berbagai sudut pandang yang berbeda, namun masih berkaitan dengan usaha yang akan dirintis, apalagi mereka sudah mengantongi petunjuk/guru yang baik yaitu pengalaman.  Akan tetapi bagaimana dengan yang masih pemula? Apakah sudah matang dalam membuat perencanaan? Secara teknis, tentunya masih ada beberapa kekurangan di sana sini. Sekali lagi, tidak perlu berkecil hati. Yang kita perlukan adalah memulai, mengeksekusi rencana - rencana yang sudah dibuat. Dalam perjalanannya, nanti akan ketemu hambatan, kendala, masalah, baik yang sifatnya teknis maupun non teknis, intern maupun ekstern, itu biasa, tidak perlu takut. Dengan kemauan berusaha, tekad yang kuat, tidak menyerah, dan berdoa, insyaAlloh akan diberi jalan. Pengalaman memang guru yang baik, tapi kita tidak harus mengalaminya sendiri kan? Kita bisa belajar dari pengalaman/kesalahan orang lain.Semua kendala dan hambatan adalah bagian dari proses mengembangkan usaha kita. Orang - orang yang kita lihat sukses, dulunya juga mengalami hal ini, dan buktinya mereka bisa.Sekali lagi, kita hanya perlu segera memulai. Ingat. perjalanan 1000 kilo meter, dimulai dengan satu langkah.
Ada satu hal yang juga penting bagi pemula, terutama yang bergerak di bidang usaha yang sama, untuk mempercepat pengetahuan dan ilmu, bahkan dalam menjalin relasi, akan lebih baik jika para pemula ini bersatu, berkelompok, membentuk sebuah wadah untuk bersilaturrohmi, berdiskusi satu sama lain. Di ajang inilah nantinya kita bisa bertukar pengalaman, sharing ilmu, tanpa kita sendiri harus mengalami, cukup melihat, mengamati, menganalisa pengalaman sodara - sodara kita. Tentu karena namanya bertukar, kita juga harus berkontribusi membagi pengalaman yang kita punya kepada yang lain, baik yang berhubungan secara langsung maupun tidak langsung. InsyaAlloh, suatu saat akan berguna walau saat itu mungkin belum. Semua akan ada saatnya. Tidak ada yang sia - sia.

Jumat, 13 Februari 2015

SINERGI BISNIS

Sebuah team yang kuat dan ideal, bukanlah team yang anggotanya mempunyai otot besar semua, bukanlah yang bisa lari kencang semua, dan bukanlah yang ahli komputer semua. Tiang beton penyangga gedung sangat kuat berdiri kokoh, dan mampu menahan beratnya beban gedung serta apa saja yang ada di dalamnya, termasuk dosa - dosa manusia di atasnya. hehe. Apa yang membuatnya kuat? Tiang beton terdiri dari beberapa komponen, batu split sebagai pengeras, pasir sebagai isian, besi beton sebagai tulang, semen sebagai lem, serta air sebagai unsur yang menyatukan semua komponen tadi. Bayangkan kalau tiang beton hanya terdiri dari besi saja, batu saja, atau pasir saja, apa yang terjadi? Sebuah team sepakbola juga terdiri dari beberapa unsur keahlian yang berbeda.

Senin, 09 Februari 2015

AWAL MULA

Bicara bisnis, banyak sekali artikel dibuat, baik yang menonjolkan peluang, strategi/tatacara/teknik, maupun yang hanya copas sini copas situ, dan hampir semua artikel ini dibuat, ujung- ujungnya adalah menawarkan produk/barang tertentu, baik yang berkaitan langsung maupun tidak langsung dengan isi artikel. Akan tetapi, menurut saya, apapun alasannya, semua itu sah - sah saja sepanjang tidak ada pihak - pihak yang dirugikan, alias tidak masalah, serta tidak ada hukum yang melarang. Dan karena tidak dilarang, di blog ini juga kami persilahkan kalau dari para pengunjung yang budiman, nantinya ada penawaran - penawaran tertentu, sepanjang bisa dipertanggung jawabkan validitasnya. Bukankah terjadinya transaksi jual - beli (pemasaran) adalah berawal dari adanya permintaan dan penawaran yang diakhiri dengan kesepakatan? Bisa jadi di suatu tempat terjadi surplus barang/produk tertentu tapi susah menjual, sedangkan di tempat lain terjadi kekurangan barang/produk tersebut, dan sangat sulit untuk mendapatkannya.

Blog ini dibuat dengan harapan bisa menjadi wadah diskusi, sharing pengalaman dan informasi, serta berbagi ilmu, atau bahkan menjadi ajang untuk mendapatkan peluang baru, celah bisnis baru, teman baru, wacana baru, dan siapa tahu mendapatkan pasangan baru, hehe.... Tentunya bagi yang jomblo alias single loh yaa....

Blog ini kami dedikasikan kepada sodara - sodara kita, sohib - sohib kita yang masih bingung mencari atau memulai sebuah bisnis baru. Itulah alasannya mengapa nama blog ini " BISNIS BINGUNG". 

Karena masih permulaan, maka siapapun yang berkenan, kami persilahkan untuk menyumbangkan ide, gagasan, informasi, atau apapun yang sekiranya bisa bermanfaat bagi orang lain/sesama. Semoga sumbangan agan - agan sekalian mendapat balasan yang berlipat - lipat dari Alloh SWT. Aamiin.