SINERGI BISNIS

Sebuah team yang kuat dan ideal, bukanlah team yang anggotanya mempunyai otot besar semua, bukanlah yang bisa lari kencang semua, dan bukanlah yang ahli komputer semua. Tiang beton penyangga gedung sangat kuat berdiri kokoh, dan mampu menahan beratnya beban gedung serta apa saja yang ada di dalamnya, termasuk dosa - dosa manusia di atasnya. hehe. Apa yang membuatnya kuat? Tiang beton terdiri dari beberapa komponen, batu split sebagai pengeras, pasir sebagai isian, besi beton sebagai tulang, semen sebagai lem, serta air sebagai unsur yang menyatukan semua komponen tadi. Bayangkan kalau tiang beton hanya terdiri dari besi saja, batu saja, atau pasir saja, apa yang terjadi? Sebuah team sepakbola juga terdiri dari beberapa unsur keahlian yang berbeda.

Ada yang ahli menyerang, ahli bertahan, ahli menjaga gawang, serta ahli meracik strategi. Yang ahli menyerang, mungkin saja dia tidak ahli bertahan, yang ahli bertahan, mungkin saja dia tidak mahir menjaga gawang, dan seterusnya. Sebelas orang penyerang sekelas Cristiano Ronaldo, membentuk sebuah team, tetaplah bukan sebuah team yang ideal. Dibutuhkan orang - orang berbeda yang ahli di bidang yang berbeda pula untuk menempati posnya masing - masing, tugasnya masing - masing, yang saling berkaitan, saling membantu satu sama lain alias berSINERGI, dengan satu tujuan, yaitu memasukkan bola ke gawang lawan secepat dan sebanyak mungkin.

Dalam dunia bisnis, akan lebih komplek lagi komponen yang dibutuhkan. Sebuah team work, merupakan satu kesatuan system yang tidak terpisahkan satu sama lain, yang bekerja bersama, mengusung satu tujuan, yaitu goal atau target - target yang ingin dicapai oleh perusahaan, konsorsium, atau bisa juga kelompok/komunitas tertentu. Banyak bidang - bidang keahlian yang berbeda dibutuhkan di dalam team work ini. Mulai dari permodalan, produksi/pengadaan suatu barang/jasa, manajemen, pemasaran, dan lain - lain.

Dari sudut pandang berbeda, sebuah komunitas/kelompok misalnya, kita ambil contoh komunitas budi daya cacing saja. Ada yang punya modal, tapi gak bisa produksi, ada yang mahir produksi, tapi gak bisa jualan, tapi ada juga mungkin yang mahir jualan, tapi gak punya barang dagangan. Kadang terkesan ironis memang. Seperti artikel terdahulu, satu sisi butuh barang tapi sulit mendapatkannya, di sisi yang lain, barang melimpah tapi gak bisa jual. Hal ini terjadi dikarenakan belum ketemunya antara produsen dengan konsumen, atau produsen dengan pedagang. Di era sekarang, ketemu bisa diartikan tidak harus bertatap muka secara langsung. Banyak sarana komunikasi yang memungkinkan kita bertemu lewat dunianya mbak "MAYA". Sudah semestinya kemudahan teknologi ini kita sikapi dengan baik dan bijak. Baik dalam arti kita manfaatkan fungsinya secara maksimal, bijak artinya kita musti punya filter untuk menyaring mana yang layak dan mana yang tidak layak, apalagi yang berkaitan dengan transaksi bisnis.

Dari sini, bisa kita tarik kesimpulan sementara, bahwa permasalahan di atas tadi, salah satu solusinya adalah perlunya sebuah wadah, sarana untuk berkomunikasi, bersilaturohmi, bertukar informasi, yang bisa mempertemukan  penjual dengan pembeli yang harapan akhirnya terjalin sebuah kesepakatan, transaksi bisnis. Inilah hakekat dari PASAR itu sendiri, yaitu bertemunya penjual dengan pembeli.

Sekarang, semua terserah kepada diri kita masing - masing, mau menggiring bola sendirian ke gawang lawan dan dihadang oleh pemain musuh, atau mau bersama - sama membentuk team work yang solid, yang tentunya bisa lebih meringankan kita dalam usaha menggapai target memasukkan bola ke gawang lawan. PLAN, DO, CHECK, ACTION.

Jadi, siapapun kita, apapun bisnis yang kita jalankan, ayo kita bersinergi untuk memenangkan pertempuran di dunia bisnis. Berjalanlah di dalam kelompok agar harimau enggan menerkam.